Jumat, 04 Januari 2013

..Diary..


Yah seperti itulah mungkin teman abadiku. Well.. bukan maksudku aku tidak punya teman di dunia nyata yah.. tentu saja temanku banyak sekali. Bukan sombong.. tapi aku sangat senang punya banyak teman. Sungguh!
Dan ngomong2 soal diary. Aku telah memutuskan untuk menulis diary sebagai  hobby ku. Rasanya menyenangkan sekali, kau tau? Kau bisa menghabiskan waktumu lama hanya untuk menceritakan satu hari yang baru saja kau alami di kertas2 itu. Baik itu perasaan sedih, senang, atau apapun. Pokoknya itu bisa jadi solusi tepat deh.
Kalo boleh aku kasih tau yah.. diary itu tempat yang aman lho! Maksudku.. yah kita gak akan kena masalah dengan diary. Mau posting apa aja boleh tanpa ada yang protes. Emm.. oke aku tidak mau bertele2. Maksudku.. coba kita lihat reaksinya bila kita misalkan melampiaskan sesuatu –terutama yang buruknya- seperti kekecewaan, kemarahan yang kita salurkan melalui jejaring sosial. Belum lagi kalau orang itu –yang kita maksud- tau karena kebetulan ia menjadi teman atau pengikut kita di jejaring sosial tersebut, dijamin tambah runyam deh masalahnya. Aku bisa nulis gini, karena aku juga pernah ngalaminnya. Mungkin hal pertama yang gak kerasa langsung adalah.. kita merasa puas kalau2 orang yang kita maksud dalam tweet atau status itu ‘ngeh’ yang dimaksudnya itu dia. Dan mungkin dalam hati, kita berkata seperti “wah.. syukur deh kalo dia nyadar” tapi dengan begitu akan tumbuh masalah baru.

Jadi peran diary itu sangat bagus rupanya. Bahkan.. curcol nih yah.. aku belakangan ini kalau nge-tweet yang kurang jelas, tau2 oleh si Mrs. X –orang yang selalu salah paham dan menyimpulkan sendiri- itu disalah artikan. Padahal aku gak ada maksud apa2 buat dia merasa keganggu. Bahkan dilihat dari bahasa tweetku itu kurasa tidak ada yang salah –aku tidak marah2 maupun menyindirnya dalam tweetku. Tapi mungkin itulah salahnya, tweet yang terasa aneh bisa mengundang permasalahan yang aneh juga. Sudahlah mari kita lupakan.
Setelah dilihat dari manfaat diary yang dapat menghindarkan kita dari suatu masalah sepele seperti tweet war atau perang status. Kita juga dengan membaca diary yang telah kita tulis itu seakan bisa melihat masa lalu -yang memang tidak bisa kembali lagi. Kita bisa nostalgia abis2-an. Gak hanya itu.. kita bisa tertawa, menangis, dan terharu sendiri saat melihat tulisan yang kita torehkan dalam buku2 diary itu. #haha.. rasanya aku curcol beneran deh.. *emang selama ini apa isi postinganmu?* . belum lagi jika kita mengingat bahwa kesalahan dan kekurangan dulu2 itu masih ada dalam diri kita saat ini, itu bisa dijadikan sebagai bahan intropeksi diri. Yah.. sangat bagus bukan? dan kalau kita kreatif.. kita bisa lho menjadikan  cerita kehidupan kita ini menjadi sebuah karya sastra, baik itu berupa puisi, lagu, cerpen bahkan novel! Menarik bukan? Dan gak sedikit juga, penulis2 hebat itu terilhami oleh diary2 yang dimiliknya itu. dan disulap menjadi sebuah karya sastra yang begitu hebatnya. Jadi, ayo tulis diary mu sekarang juga! ;)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar