Yah seperti itulah mungkin teman
abadiku. Well.. bukan maksudku aku tidak punya teman di dunia nyata yah.. tentu
saja temanku banyak sekali. Bukan sombong.. tapi aku sangat senang punya banyak
teman. Sungguh!
Dan ngomong2 soal diary. Aku
telah memutuskan untuk menulis diary sebagai
hobby ku. Rasanya menyenangkan sekali, kau tau? Kau bisa menghabiskan
waktumu lama hanya untuk menceritakan satu hari yang baru saja kau alami di
kertas2 itu. Baik itu perasaan sedih, senang, atau apapun. Pokoknya itu bisa
jadi solusi tepat deh.
Kalo boleh aku kasih tau yah..
diary itu tempat yang aman lho! Maksudku.. yah kita gak akan kena masalah
dengan diary. Mau posting apa aja boleh tanpa ada yang protes. Emm.. oke aku
tidak mau bertele2. Maksudku.. coba kita lihat reaksinya bila kita misalkan
melampiaskan sesuatu –terutama yang buruknya- seperti kekecewaan, kemarahan
yang kita salurkan melalui jejaring sosial. Belum lagi kalau orang itu –yang
kita maksud- tau karena kebetulan ia menjadi teman atau pengikut kita di jejaring
sosial tersebut, dijamin tambah runyam deh masalahnya. Aku bisa nulis gini,
karena aku juga pernah ngalaminnya. Mungkin hal pertama yang gak kerasa
langsung adalah.. kita merasa puas kalau2 orang yang kita maksud dalam tweet
atau status itu ‘ngeh’ yang dimaksudnya itu dia. Dan mungkin dalam hati, kita
berkata seperti “wah.. syukur deh kalo dia nyadar” tapi dengan begitu akan
tumbuh masalah baru.
Jadi peran diary itu sangat bagus
rupanya. Bahkan.. curcol nih yah.. aku belakangan ini kalau nge-tweet yang
kurang jelas, tau2 oleh si Mrs. X –orang yang selalu salah paham dan
menyimpulkan sendiri- itu disalah artikan. Padahal aku gak ada maksud apa2 buat
dia merasa keganggu. Bahkan dilihat dari bahasa tweetku itu kurasa tidak ada
yang salah –aku tidak marah2 maupun menyindirnya dalam tweetku. Tapi mungkin
itulah salahnya, tweet yang terasa aneh bisa mengundang permasalahan yang aneh
juga. Sudahlah mari kita lupakan.
Setelah dilihat dari manfaat
diary yang dapat menghindarkan kita dari suatu masalah sepele seperti tweet war atau perang status. Kita juga
dengan membaca diary yang telah kita tulis itu seakan bisa melihat masa lalu -yang
memang tidak bisa kembali lagi. Kita bisa nostalgia abis2-an. Gak hanya itu..
kita bisa tertawa, menangis, dan terharu sendiri saat melihat tulisan yang kita
torehkan dalam buku2 diary itu. #haha.. rasanya aku curcol beneran deh.. *emang
selama ini apa isi postinganmu?* . belum lagi jika kita mengingat bahwa
kesalahan dan kekurangan dulu2 itu masih ada dalam diri kita saat ini, itu bisa
dijadikan sebagai bahan intropeksi diri. Yah.. sangat bagus bukan? dan kalau
kita kreatif.. kita bisa lho menjadikan cerita
kehidupan kita ini menjadi sebuah karya sastra, baik itu berupa puisi, lagu,
cerpen bahkan novel! Menarik bukan? Dan gak sedikit juga, penulis2 hebat itu
terilhami oleh diary2 yang dimiliknya itu. dan disulap menjadi sebuah karya
sastra yang begitu hebatnya. Jadi, ayo tulis diary mu sekarang juga! ;)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar