Jumat, 04 Januari 2013

Tentang Hari Itu.. WOW!

03 november 2011. Yah itulah tanggal dimana sebuah kisah terjadinya sebuah hari yang sangat melelahkan jiwa dan pikiranku sepanjang tahun 2011. Sebenarnya tidak hanya ini saja. Maksudku, benarkah dalam setahun seseorang hanya dibuat lelah baik raga maupun pikirannya hanya oleh satu hal saja? Tidak mungkin bukan? Sudahlah.. itu hanya pembicaraan yang menghabiskan waktu. Kejadian ini menimpaku saat aku berada di kelas 3 smp. Pokoknya check this out aja yah..
Mungkin ini berawal dari kalahnya aku di perang semalam di mimpi melawan lelaki yang jelas lebih tua dariku. Dan hari ini dikasih hukumannya di kehidupan nyata! Nyebelin! Euhh.. --“
Begini, pagi2 aku buat peer yang belum sempat aku kerjakan kemarin. Mungkin itu pun salah satu sebab dari deretan sebab yang membuka suatu pintu neraka terbuka di pagi hari Kamis, yang mana hari Kamis adalah hari yang telah aku kutuk menjadi hari yang paling menyebalkan dari ke 6 hari lainnya. Banyak hal maupun kejadian yang buruk yang aku habiskan di hari kamis. Itu bisa berupa apa saja. Dan aku tahu kamis ini adalah salah satunya. Karena aku.. punya firasat. Dan kegiatan mengerjakan peer pada pagi hari ini ternyata telah membuat jarum2 di jam dinding semakin bekerja lebih cepat saja! Tau2 waktu telah menunjukan pukul 06.30! OH MY….! aku harus segera berangkat! Aku pun dengan segera membereskan buku2 dan dengan sigap mengomando adikku  untuk cepat bergegas pergi ke sekolah. Tapi apa yang ku dapati? Dia belum bersepatu! Matilah aku. Aah! -.-

Kekesalanku ternyata tak hanya berada di dalam rumah saja, aku dapatkan keadaan genting seperti itu kembali ketika aku benar2 tak menemukan seorang ojek pun yang biasa nongkrong di pangkalan ojek dekat rumahku. Hari ini sungguh benar2! :@ Dan, tiba2 munculah angkutan umum yang akan membawaku menuju sekolah, aku segera stop angkotnya. Dan perasaanku seketika agak lega ketika duduk dalam mobil angkot dan perlu aku akui sebagian dari jiwaku merasa terancam, karena tau sendirilah.. waktu tak mungkin di-pause atau dikembalikan menjadi kembali pagi, bukan?  Dan karena itulah.. aku diliputi rasa khawatir, cemas, takut2 sampai sekolah kesiangan. Dan sialnya, perasaan itu muncul menjadi kenyataan saja dan membuat rasa kesalku malah muncul lagi, tepat saat salah satu penumpang meminta untuk diantar dahulu ke tempat yang memang berlawanan arah dengan laju mobil angkot tersebut dan itu cukup membuatku tahu diri bahwa mobil itu harus memutar dan itu tentunya akan memakan banyak waktu. Emosiku makin menjadi, mengingat aku sedang datang bulan hari pertama. Tau rasanya kan? Sensitive sekali. Makin membuat aku hampir gila karenanya. Tapi coba tebak apa yang bisa aku lakukan? Tidak ada. Mau protes? Hey.. aku kan hanya salah satu dari penumpang yang ada. Yang aku bisa lakukan? Sabar. Hanya itulah yang dapat membantu, walaupun tak banyak. Tak tega aku melirik jam tangan yang tengah aku pakai walaupun itu hanya sebentar. Yang saat itu aku pikirkan adalah.. aku berharap semoga ada keajaiban yang datang di hari ini. Seperti sekolah diliburkan karena tanggal merah yang tiba2 muncul di seluruh kalender seperti yang dilakukan alat doraemon di kartun doraemon. Ahh.. tapi itu kan mustahil. Kalau guru2 ada rapat? Rasanya itu mustahil  juga. Dan kira2 itulah adu argument yang terus menerus terjadi dalam benak pikiranku selama dalam perjalanan menuju sekolah.  Dan baru kusadari setelahnya, mobil angkot ini sungguh berjalan sangat pelan bahkan lebih pelan dari jalannya seekor siput. Aahh rese!! Batinku.
Ku amati sepanjang jalan, begitu amat sudah jarang pelajar yang kulihat. Haduuhh, apakah kini sudah sangat siang untuk jam masuk sekolah? aah, rasanya aku ingin menangis saja, tapi aku segera menahannya. Karena selain memalukan, itu tak akan membuat semuanya berubah dalam sekejap. Akhirnya aku pasang wajah (sok) tegar. Begitu mobil angkot itu sudah berbelok, aku sangat lega, karena tinggal beberapa puluh meter lagi di sebelah kiri aku akan menemukan gapura yang akan mengantarku menuju sekolahku tercinta. Bahkan aku dapat membayangkannya. Wajahku pun tiba-tiba berseri. Sebenarnya aku bisa saja berhenti dan memutuskan berlari untuk segera sampai di sekolah. tapi aku urungkan niatku itu karena :
1. Aku sudah dipastikan akan terlambat.
2. Itu hanya membuang energy yang ada. Kau tahu? Energy yang yang ada dalam ragaku ini aku sengaja siapkan untuk memahami pelajaran hari ini dengan baik. Bukan untuk berlarian di sepanjang jalan.

Tapi seketika itu pulalah senyum dan semangat yang menyala2 yang tadinya ada itu kemudian redup. Ada yang menyetop angkutan itu lagi. Sebenarnya itu akan terasa biasa saja. Tapi tidak dalam situasi dan kondisi yang sekarang, tentunya. Dan pemandangan yang aku lihat itu membuat cahaya itu semakin remang2 saja. Penumpang itu cerewet –bahkan sangat cerewet- dan bersikeras agar supirnya meluluskan permintaannya. Dengan sopan sang supir menolaknya. Nah.. walaupun sang supir telah menolaknya, dengan tidak tahu malu nenek2 cerewet itu nyelonong masuk saja ke dalam angkot. Gak ekstrem gimana coba penumpang yang satu itu? setengah gila, apa memang pemandangan biasa? Sungguh! Bolehkah aku mencekiknya? :@ entahlah aku emosi dibuatnya, yang aku pikirkan sekarang adalah.. bagaimana aku bisa sampai di sekolah agar tidak terlalu telat? Tapi sayangnya cahaya itu dibuat benar2 hilang tak berbekas begitu si penumpang setengah gila itu meminta supir untuk mengantarkannya ke jalan menuju daerah yang  arahnya memerlukan belokan dan itu sungguh.. bukanlah jalan yang aku harapkan. Kessseeeellll!! Tapi untunglah si supir masih punya hati. Ia beralasan “kasihan anak sekolah” sempat terharu memang, tapi itu sama sekali tidak membantu dalam keadaan serba genting yang semakin bergemuruh dalam hati ini. 0,1% ketenangan mungkin ada, tapi itu tak berarti 1% bukan? Sungguh.. hari ini membuatku sangat frustasi. Belum lagi, jalan yang akan dilewati itu merupakan wilayah yang memang dipadati dengan arena sekolah itu adalah langganan macet, jadi mau gak mau kendaraan yang lewat terutama mobil, hanya bisa berjalan merayap lambat, lain cerita dengan motor yang mungkin masih ada harapan untuk bisa selap selip sana sini. Ah iblis banget pagi ini!
Setelah adikku turun, tak lama aku pun turun. Dimulai dari gapura aku langsung lari2 sendiri, sebenarnya tidak ada alasan khusus untukku berlari ataupun berjalan. Aku hanya sedang menikmati suasana terlambat.. merasa genting dan ribet sendiri. Oke aku bohong, aku berlari karena aku melakukannya dengan spontan. Suasana pun makin menegang ketika sepanjang jalan menuju sekolah tidak ada satupun siswa maupun siswi yang terlihat, seperti pemandangan biasa yang aku lihat tiap harinya. Dan pasrahlah sudah, disini aku bertemu gerbang yang sepertinya lebih pantas diperuntukan oleh para pidana, -dibanding anak sekolahan- karena benar2 tidak dapat ditembus. Jangankan ditembus. Dilihat dalamnya saja tidak bisa. Yang bisa terdengar hanyalah suara seseorang yang sedang mengaji dari dalam sana. Ini sudah dipastikan aku sudah terlambat.. ya iyalah. Orang gerbangnya ditutup rapet gitu sampe gak ada celah.
Dan yah aku tercatat sebagai siswi yang telat diurutan ke-9 pagi itu dan aku termasuk kloter-2. Seharusnya aku senang karena ada angka 9 disitu –yang merupakan angka favoritku dulu. Tapi apakah aku pantas senang dan membantu? Kukira tidak. Dan kloter ke-2 disitu makin memberitahuku bahwa aku sampai di sekolah pukul 7 lebih pagi itu. “Payah!” sekali lagi aku berkata seperti itu sambil mengentakan kaki hingga baru terasalah kakiku yang sakit ini. Dan aku temukan temanku lainnya terlambat juga, gak sepenuhnya buat lega. Tapi paling enggak, bisa meminimalisir perasaan yang sedari tadi memuncak muncak saja. Tapi apa yang kudengar? Menurut penuturan temanku yang memang hobby kesiangan itu, kalo kami yang di kloter 2 itu baru bisa masuk kelas sampai jam istirahat tiba. APPAAA?? Itu artinya, gak belajar dua jam pelajaran dan sama dengan 4 jam mata pelajaran! Aah.. reputasiku?!!!!
Semula aku berusaha tenang dan berfikir positif. Tak lama munculah ayahku, dan mungkin itu karena sms-ku sendiri yang memberitahukan ibuku bahwa aku telat. Dan disinilah.. ayahku mulai menjelaskan alasan mengapa aku terlambat, yah ibuku baru beres operasi dan belum boleh menggunakan kendaraan. Jadilah disini aku, seseorang yang biasa diantar memulai kisahnya dengan naik angkot. Hem.. pembelajaran juga sih. Tapi pihak sekolah dengan tegas tak mengenal kata alasan dan menguatkannya dalam 1 alasan, yaitu DISIPLIN! Ya udah, aku terima saja. Tapi ternyata, pecahlah tangisku, sungguh memalukan memang. Iya kan? Tapi aku mulai ngebayangin perjuangan pagi yang melelahkan dan sia-sia ini, ditambah aku merasa aku bisa bersandar di bahu seorang ayah, kurasa itu tak masalah. Tapi entahlah. Dan setelah agak reda tangisku, ayah kembali bertugas. Merepotkan memang si aku ini.. dan aku belum mempersiapkan diri untuk sebuah aib baruku ini. Ih sialan yah.. pake diceritain segala nangisnya. Tapi itulah aku. Nangis depan teman seangkatan juga adik kelas! Aku hanya berharap tiba2 mereka hilang ingatan. Akhirnya di jam 07.30 kami diperbolehkan masuk melalui gerbang pidana itu -yang tinggi banget, dan aku segera mencuci mukaku. Setelah kembali, ternyata kami belum diperbolehkan masuk kelas. Disitu aku dibilangin abang satpam jangan nangis. Dalam hati aku jawab “sudahlah.. kalau tidak mengerti lebih baik diam saja”. Gak lama seorang guru mengintrogasi kami. Disitu dengan berani aku tanya “kenapa kalau guru telat boleh dimasukin?” beliau beralasan dengan 1 kata BINGUNG, karena katanya guru itu kan ada yang ngajar di jam pelajaran 2 atau 3 jadi susahlah dan lain2nya. Aku mencibir dalam hati “ckckck.. guru ini pandai sangat dalam beralasan rupanya!”
Gak lama kami pun diijinkan ke kelas masing2. Perasaan gak lega makin menghantui kembali. Itu artinya kan aku harus siap2 untuk dipermalukan di depan semua teman sekelas. Pak Us us yang sedang mengajar saat itu menyuruh kami berdiri di depan kelas dan mempersilakan kami untuk menjelaskan alasan keterlambatan kami ini dalam bahasa inggris. Giliran aku terakhir, ejekan paling pedas pun terus terlontarkan dari teman sekelas. Bisa aja aku berteriak dan ngebentak mereka untuk diam, karena memang tidak ada unsur kesengajaan dan kebiasaan disini. Tapi imbasnya, itu hanya akan berganti menjadi sebuah tangisan, yang malah akan membuatku di situasi yang dianggap lemah oleh teman2 lainnya yang sedang menertawakanku saat itu. dan yang bisa dilakukan aku saat itu, aku hanya nunduk, malu! Kini aku tau rasanya jadi orang yang kesiangan dan itu sangat memalukan! Dan dengan baik hati Pak Us us memperbolehkan aku untuk duduk.
Alhasil, soal hari ini aku gak bisa cerita ke siapa2.. termasuk ke MitaSuciWildahRafni. Karena mereka membalas sms pemberitahuan terlambatku tadi pagi dengan sebuah ejek2-an dan itu berhasil membuat aku diam seribu bahasa hari itu. Sampai pulang sekolah tiba, aku merasakan ada kesepian dan kejanggalan di antara kami. Aku tidak ingin mengulanginya di hari lain. Dengan muka WAjah TAnpa DOSa, aku pun mulai isengin mereka berempat. Dan kami akur seperti biasa. Mungkin itulah dia arti sahabat, tidak mengenal seberapa buruk yang telah dilakukan oleh sahabat kita. Kita mudah memaafkan dan menerima mereka kembali dalam hidup kita, tentunya tidak dalam waktu yang lama. Tapi yah itulah hari ini. WOW!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar